ONLINENASIONAL.COM, Indonesia -
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan telah
mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan Paman Sam untuk menyerang
wilayah negara Rusia. Hal ini
dikatakan dua pejabat Washington dan seorang sumber yang mengetahui keputusan
tersebut, Minggu waktu setempat.
Ini menjadi pembalikan signifikan kebijakan AS
dalam keterlibatannya di perang Rusia-Ukraina. AS sebelumnya menahan diri
terhadap keputusan tersebut.
Padahal Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy
memang telah memohon Barat untuk mengizinkan militer Ukraina menggunakan
senjata AS untuk menyerang target militer Rusia yang jauh dari perbatasannya.
AS khawatir persetujuan akan membawa negerinya ke dalam pertempuran langsung
dengan Moskow, yang berimplikasi pada pecahnya perang dunia 3 (PD 3).
"Ukraina berencana untuk melakukan serangan jarak jauh
pertamanya dalam beberapa hari mendatang," kata sumber tersebut, tanpa
mengungkapkan rincian lebih dlam dengan alasan keamanan operasional, dikutip Reuters, Senin (18/11/2024).
Perubahan kebijakan ini menjadi kejutan baru
Biden di tengah kekalahan calon presiden (capres) asal partai pendukungnya,
Partai Demokrat, di pemilu AS 5 November. Kamala Harris, yang kini menduduki
posisi Wakil Presiden AS, dikalahkan mantan presiden Donald Trump, yang kembali
maju dari Partai Republik.
Trump akan kembali menjabat dalam dua bulan. Pelantikan resmi di
20 Januari 2025.
"Perubahan tersebut sebagian besar terjadi sebagai tanggapan terhadap
pengerahan pasukan darat Korea Utara (Korut) oleh Rusia untuk melengkapi
pasukannya sendiri," kata seorang pejabat AS dan seorang sumber yang
mengetahui keputusan tersebut.
"Sebuah perkembangan yang telah menyebabkan kekhawatiran di
Washington dan Kyiv," tambahnya.
Sementara itu dalam pidato malamnya, Zelensky
mengatakan rudal AS akan "berbicara sendiri". Hal ini mengonfirmasi
kemungkinan serangan ke Rusia dalam waktu dekat.
"Hari ini, banyak media mengatakan bahwa kami telah menerima
izin untuk mengambil tindakan yang tepat," katanya.
"Namun, serangan tidak dilakukan dengan kata-kata. Hal-hal
seperti itu tidak diumumkan," tambahnya.
Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar.
Tidak ada tanggapan langsung dari Kremlin, yang telah memperingatkan bahwa upaya melonggarkan
batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina merupakan bentuk "eskalasi
besar".
"Keputusan Washington untuk membiarkan Kyiv menyerang jauh ke
Rusia dapat menyebabkan Perang Dunia 3," kata wakil kepala pertama komite
urusan internasional majelis tinggi Rusia Vladimir Dzhabarov.
"Barat telah memutuskan pada tingkat eskalasi sedemikian rupa
sehingga dapat berakhir dengan negara Ukraina hancur total," tambah
anggota senior Dewan Federasi, majelis tinggi parlemen Rusia, Andrei Klishas,
mengatakan pada aplikasi perpesanan Telegram.