ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto viral diisukan di media sosial pernah menampar Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Negara, Jakarta. Isu Prabowo menampar salah satu Wamen awalnya disebarkan oleh akun media sosial Seword.
Sang narator yang merukapan Direktur Seword Media Utama, , mengklaim mendengar kabar dari orang yang menyaksikan langsung peristiwa tersebut bahwa menteri aktif di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi mencekik dan menampar seorang wamen menjelang rapat kabinet di Istana. Potongan video tersebut lantas diunggah ulang oleh akun X atau Twitter @triwul82 pada Minggu (17/9).
Alifurrahman tidak menyebut nama menteri itu secara jelas. Namun, dia memberi petunjuk menteri tersebut adalah calon presiden (capres). Spekulasi yang mencuat di aplikasi perpesanan, seperti X hingga WhatsApp, menyebut menteri aktif itu adalah Prabowo. Sementara Wamen yang dimaksud adalah Harvick Hasnul Qolbi.
Jokowi Bantah Adanya Peristiwa Tersebut
Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons isu liar, yang menyeret nama Menhan tersebut. Sang kepala negara memastikan tidak ada peristiwa seperti itu dalam rapat terbatas.
"Setahu saya tidak ada peristiwa seperti itu. Masak mencekik?" kata Jokowi usai meninjau Pasar Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (19/9).
Jokowi meminta publik untuk tidak mudah termakan isu-isu liar, yang kian marak di media sosial pada tahun politik. Ia pun mengingatkan masyarakat tak menelan mentah-mentah setiap informasi yang berkembang di media sosial.
"Memang tahun politik ini banyak berita-berita seperti itu. Tolong dikroscek, dikroscek kebenarannya, jangan diterima mentah-mentah setiap ada berita ya," ucap Jokowi.
Klarifikasi Gerindra
Gerindra pun membantah isu yang beredar tersebut. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mempertanyakan isu tersebut muncul selepas partai Demokrat memutuskan bergabung dengan koalisi Indonesia maju. Isu itu sengaja dihembuskan untuk menutupi bergabungnya Demokrat.
"Kan harusnya yang ramai di media adalah pasca bergabungnya partai Demokrat dengan koalisi Indonesia maju, tapi kemudian coba ditutupi oleh isu lain," kata Dasco di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/9).
Dijelaskan Dasco, Prabowo memang telah sering diisukan oleh kabar yang tidak benar. Di antaranya isu mengenai pembelian pesawat bekas hingga isu lingkungan.
Wakil Ketua DPR RI itu pun meyakini rakyat sudah pintar untuk menilai isu tersebut. Sebaliknya, Ia pun meminta agar kader Gerindra tidak terprovokasi dengan serangan kepada Prabowo.
"Kami merasa kan rakyat sudah pintar nih, jadi ya kita mengimbau kepada kader-kader Gerindra maupun kader-kader KIM. Kita jangan terpancing dan jangan terprovokasi. Kita tetap bekerja untuk konsentrasi menghadapi pileg dan pilpres saja," jelasnya.
"Bahwa kemudian ada berita-berita beredar juga kita cermati, yang ngomong itu kan juga main aman, ngomongnya lihat di grup isu beredar ada di grup WhatsApp ya di grup WhatsApp kan harus dikonfirmasi sebenarnya kan begitu," sambungnya.
Lebih lanjut, Ia pun meminta awak media untuk menanyakan langsung kepada Wamen yang diisukan ditampar dan dicekik oleh Prabowo. Apakah yang bersangkutan benar mengalami kekerasan atau tidak.
"Yang paling gampang ini teman-teman wartawan tanya saja ke wamennya langsung kan gitu apakah benar kejadiannya, apakah kemudian dia merasa dibegitukan oleh pak Prabowo," ungkapnya.
Kementan Bantah Isu Beredar
Pihak Kementan langsung membantah isu tersebut. Ketua Kelompok Substansi Pemberitaan dan Strakom, Setjen Kementan, Arief Cahyono menjelaskan kalau isu tersebut tidak benar adanya.
"Sehubungan dengan beredarnya pemberitaan Wakil Menteri Pertanian saat mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Negara, Kementerian Pertanian mengatakan bahwa tidak benar perihal kehadiran Wamentan dalam kegiatan tersebut," kata Arief dikutip Selasa (19/9/2023).
Arief memastikan kalau Wamen Harvick tidak mengikuti agenda rapat terbatas di Istana Negara. Menurutnya, ada protokol yang diterapkan pada setiap agenda yang dijalankan di Kementan.
“Kami sudah cek agenda Wamentan dalam 10 hari terakhir, tidak ada agenda beliau hadir mengikuti Ratas di istana mewakili Bapak Mentan SYL,” ujarnya.
"Tidak mungkin ada agenda Ratas yang tidak melalui tata keprotokolan di Kementan, sehingga munculnya berita yang beredar tidak sesuai dengan informasi yang terjadwal dalam agenda pimpinan Kementan," sambungnya.***
( sumber : westjavatoday.com)