Notification

×

Iklan

Iklan

Tuding RI Gaet Inggris dan China Siasati Ekspor Biodiesel, Uni Eropa Lakukan Penyelidikan

Sunday 20 August 2023 | August 20, 2023 WIB Last Updated 2023-08-20T14:09:48Z



ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Uni Eropa memulai penyelidikan terhadap biodiesel di Indonesia. Penyelidikan ini dilakukan untuk mencari informasi apakah Indonesia menghindari bea masuk biodiesel Eropa melalui China dan Inggris.

Penyelidikan ini dilakukan oleh Eropa atas rekomendasi Dewan Biodiesel Eropa yang juga asosiasi penghasil biodiesel di negara tersebut.

Uni Eropa Tujuan Terbesar Ketiga Indonesia

Dikutip dari Reuters, Minggu (20/8/2023), Uni Eropa merupakan tujuan terbesar ketiga Indonesia untuk produk minyak sawit dan pasar besar untuk penjualan biodiesel ini.

Memang, saat ini Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak sawit terbesar di dunia.

"Permintaan itu berisi bukti yang cukup bahwa countervailing measure (bea masuk imbalan) yang ada pada impor produk yang bersangkutan dihindari oleh impor produk yang sedang diselidiki saat ini," kata Komisi Eropa dalam jurnal resmi Uni Eropa.

"Perubahan pola perdagangan yang melibatkan ekspor dari Indonesia dan Republik Rakyat China dan Inggris ke Uni telah terjadi setelah penerapan bea masuk imbalan yang ada," tambahnya.

Sementara, Kementerian Perdagangan tidak segera memberikan tanggapan terkait hal tersebut.

Untuk diketahui, pada awal pekan ini Indonesia mengajukan konsultasi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait sengketa pengenaan bea Uni Eropa atas impor biodiesel dari Indonesia.

Ditanya tentang persoalan ini, juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa yakin tugasnya pada Indonesia sepenuhnya sesuai dengan aturan WTO dan Uni Eropa siap untuk membahas masalah ini dengan Indonesia.


Kronologi Indonesia Dituding Siasati Ekspor Biodisel

Indonesia dituding mengatur siasat dalam menghadapi kebijakan bea masuk imbalan yang diterapkan Uni Eropa untuk ekspor biodiesel. Tak tanggung-tanggung, Uni Eropa menuding Indonesia melibatkan Inggris dan China dalam menyiasati ekspor bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit tersebut.

Jika ditelisik, tudingan itu muncul tak lama setelah Indonesia mengajukan konsultasi ihwal bea masuk imbalan (countervailing measure) yang diterapkan Uni Eropa untuk biodiesel ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Blok negara Benua Biru itu diketahui langsung melakukan penyelidikan terhadap dugaan eksportir biodiesel Indonesia yang melakukan tindakan sengaja untuk menghindari bea masuk imbalan yang diterapkan Uni Eropa.

Seperti dilaporkan Reuters yang dikutip Bisnis.com, Uni Eropa meluncurkan penyelidikan tersebut pada Kamis (17/8/2023). Penyelidikan yang dilakukan oleh Uni Eropa merupakan respons atas permintaan awal dari Dewan Biodiesel Eropa.

Uni Eropa menduga, eksportir Indonesia sengaja mengirimkan biodieselnya terlebih dahulu ke China dan Inggris untuk kemudian akhirnya dikirim ke Uni Eropa. Langkah itu diduga, dilakukan untuk menyiasati agar produk biodiesel asal Indonesia tidak terkena bea masuk khusus, sebagai tindakan perlindungan dagang oleh Uni Eropa.

“Permintaan itu berisi bukti yang cukup bahwa countervailing measure kepada produk yang bersangkutan [biodiesel] dihindari oleh produk yang sedang diselidiki. Perubahan pola perdagangan yang melibatkan ekspor dari Indonesia dan China dan Inggris ke Uni telah terjadi setelah penerapan bea masuk imbalan yang ada,” demikian pernyataan Komisi Eropa dalam jurnal resmi Uni Eropa.

Sebelumnya, tim auditor dari Uni Eropa telah melakukan penyelidikan dan akhirnya menangguhkan izin ekspor biofuel terhadap tiga perusahaan dari China, yang diduga mendapatkan bahan baku biofuel dari Malaysia dan Indonesia.

Data Produksi dan Distribusi Biodiesel Hasil Rekonsilitasi EBTKE

Source: Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia


Selain itu, ketiganya juga dicurigai tidak menerapkan aspek keberlanjutan, seperti yang dipersyaratkan oleh Uni Eropa untuk sejumlah produk, termasuk biodiesel yang merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit mentah (CPO). Ketiga perusahaan tersebut adalah, Hainan Hanpu Import and Export Trade, Hainan Bomi Import and Export Trading dan Wuchuan Maosheng Bio-energy.

Adapun, permintaan Indonesia terkait dengan penerapan bea masuk imbalan (BMI) blok Negara Biru tersebut atas produk biodiesel kepada WTO telah diterima oleh Organisasi Perdagangan Dunia itu pada 15 Agustus 2023.

“Konsultasi memberikan kesempatan kepada para pihak untuk membahas masalah tersebut dan diharapkan dapat menemukan solusi yang memuaskan tanpa melanjutkan litigasi lebih lanjut. Setelah 60 hari, jika konsultasi gagal menyelesaikan perselisihan, pengadu [Indonesia] dapat meminta ajudikasi oleh panel WTO,” tulis WTO seperti dikutip dari dokumennya, Kamis (17/8/2023).

WTO telah mendistribusikan dokumen permintaan konsultasi Indonesia dengan bernomor DS618 kepada para anggotanya. Dalam pembelaannya, Pemerintah Indonesia menilai bahwa penerapan BMI dan penyelidikan terhadap biodiesel asal Indonesia oleh Uni Eropa tidak sesuai dengan ketentuan WTO.

Untuk diketahui, ketentuan yang dimaksud oleh Indonesia adalah Perjanjian tentang Subsidi dan Tindakan Imbalan WTO dan Perjanjian Umum tentang Tarif dan Perdagangan 1994. Bisnis pun telah menghubungi sejumlah pejabat Kementerian Perdagangan, tetapi hingga kini belum ada respons.

Sementara itu, seperti dikabarkan oleh Reuters, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, kebijakan bea masuk imbalan kepada biodiesel asal Indonesia selama ini telah menimbulkan kerugian.

“Pemberlakuan bea masuk tersebut sangat merugikan industri Indonesia, apalagi ekonomi global baru mulai pulih dari pandemi Covid-19,” kata Djatmiko dikutip Kamis (17/8/2023).

Menanggapi langkah Indonesia di WTO tersebut, juru bicara Komisi Eropa bahwa UE yakin kebijakannya terhadap biodiesel Indonesia sepenuhnya sesuai dengan aturan WTO. Selanjutnya UE siap untuk membahas masalah ini dengan Indonesia.

Adapun, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), total ekspor biodiesel Indonesia turun 28 persen pada 2019 dari tahun sebelumnya menjadi 1,2 juta ton. Kawasan Uni Eropa sendiri menyumbang sekitar 52 persen dari total pengiriman biodiesel Indonesia pada 2018 dan 45 persen pada 2019. ***
(sumber : westjavatoday.com)

×
Berita Terbaru Update