ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Pemerintah Jerman tidak akan menempatkan pasukannya di Ukraina untuk menghindari perang dengan Rusia. Hal itu diungkap Kanselir Jerman, Olaf Scholz.
Meski tidak mengirim pasukan, Jerman akan terus memasok senjata ke Ukraina.
Komentar itu muncul saat Jerman mempertimbangkan untuk memasok rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina.
"Apaka ada bahaya Jerman menjadi terlibat aktif dalam perang?" tanya wartawan Augsburger Allgemeine kepada Olaf Scholz.
"Saya melakukan yang terbaik untuk mencegahnya. Inilah alasan tidak ada tentara Jerman di Ukraina dan tidak akan pernah ada," kata Olaf Scholz.
Kanselir Jerman itu menambahkan, setiap keputusan dalam hal ini telah diambil dengan hati-hati dan berkoordinasi dengan sekutu.
"Barat tidak ingin konflik berkembang menjadi perang antara Rusia dan NATO," menurut Olaf Scholz, lapor RT.
Ia mengatakan, itu adalah prinsip pemerintah Jerman untuk terus mengawasi apa yang dilakukan sekutunya untuk menghindari kemungkinan konfrontasi antara Rusia dan NATO.
“Dan ini selalu menjadi prinsip kami,” tegasnya.
"Kami selalu menimbang keputusan kami dan akan terus melakukannya," lanjutnya, lapor TASS.
Selain Jerman, Olaf Scholz mengatakan negara Barat lainnya juga akan tetap memasok senjata untuk Ukraina.
Menurutnya, itu adalah keputusan yang tepat untuk memasok tank Leopard ke Ukraina jika Amerika Serikat (AS) mengirim kendaraan tempur mereka juga.
"Kami akan mendukung Ukraina dan kami memasok senjata, yang merupakan pelanggaran tabu - dalam beberapa dekade terakhir Jerman tidak pernah memasok senjata apa pun ke zona konflik, dengan pengecualian yang jarang terjadi," katanya.
Kanselir Jerman itu menilai, pasokan senjata dari Jerman adalah keputusan yang tepat untuk membantu Ukraina karena invasi Rusia yang tidak dapat diterima.
Pendukung Ukraina mengangkat plakat yang meminta pemerintah Jerman untuk memasok Ukraina dengan rudal jelajah udara-ke-permukaan Taurus pada pertemuan pemilihan Partai Sosial Demokrat (SPD) pada 18 Agustus 2023 di Marienplatz di Munich, Jerman.
Pada awal Agustus 2023, anggota parlemen Ukraina, Egor Chernev mengatakan banyak rekannya dari Jerman mendukung pemberian rudal Taurus untuk Ukraina.
Egor Chernev mengklaim, konsensus luas tentang masalah ini telah dicapai di antara partai politik Jerman, dan Ukraina sedang menunggu keputusan resmi.
Ukraina telah meminta rudal jenis ini kepada Jerman setidaknya sejak akhir Mei 2023, seperti dilaporkan Ukrainska Pravda.
Meski demikian, pejabat senior termasuk Olaf Scholz dan Menteri Pertahanan Boris Pistorius, sejauh ini masih merahasiakan pembicaraan tentang permintaan tersebut.
Rusia telah memperingatkan negara-negara Barat bahwa dengan mengirimkan senjata ke Ukraina.
Moskow menilai, tindakan itu hanya memperpanjang konflik, sekaligus meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow.***
(sumber : westjavatoday.com)