ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Kebakaran hutan yang melanda Pulau Maui dan Big Island di Hawaii telah mengakibatkan kematian sedikitnya 80 orang dan sekitar 1.000 orang masih belum diketahui nasibnya.
Tim pencari terus menyisir reruntuhan Lahaina yang membara, demikian seperti dikutip dari Radio New Zealand, Sabtu (12/8/2023).
Kebakaran ini juga memaksa ribuan penduduk dan wisatawan untuk mengungsi pada hari Selasa, tanggal 8 Agustus 2023 yang lalu. Peristiwa kebakaran ini mengakibatkan kerusakan parah pada kota bersejarah yang populer, Lahaina.
Kebakaran hutan yang dipicu angin menghancurkan sebagian besar kota resor bersejarah, Lahaina di pulau Maui, Hawaii. Penduduk pulau yang masuk wilayah Amerika Serikat itu menggambarkannya seperti "kiamat".
Kebakaran mulai terjadi Selasa pagi, membahayakan rumah, bisnis, dan utilitas, serta lebih dari 35.000 orang di pulau Maui, menurut Badan Manajemen Darurat Hawaii dalam sebuah pernyataan pada Rabu. Kebakaran dipicu oleh angin kencang dari Badai Dora. Penduduk yang putus asa memutuskan melompat ke laut untuk menghindari kobaran api yang bergerak cepat.
Sebuah video yang diposting di media sosial menunjukkan kobaran api menembus jantung kota tepi pantai dan mengirimkan asap hitam yang sangat besar.
“Kami baru saja mengalami bencana terburuk yang pernah saya lihat. Semua Lahaina dibakar sampai garing. Ini seperti kiamat,” kata penduduk Lahaina, Mason Jarvi, yang melarikan diri dari kota.
Lebih dari 270 bangunan rusak atau hancur di Lahaina. “Sebagian besar Lahaina di Maui telah hancur dan ratusan keluarga setempat telah mengungsi,” kata Josh Green, gubernur kota bersejarah berpenduduk 12.000 yang populer di kalangan turis itu.
Adam Weintraub, dari Badan Manajemen Darurat Hawai, mengatakan bahwa daerah yang hancur menyerupai “zona perang.”
"Beberapa rekaman udara yang kami lihat dari daerah itu mengingatkan saya pada gambar-gambar dari Dresden dari Perang Dunia II," kata Weintraub, mengacu pada kota Jerman yang hampir hancur total oleh pengeboman Sekutu.
Korban yang terdampak kebakaran, menurut Weintraub, telah mendapatkan bantuan. Namun kebakaran tersebut mempengaruhi akses dan komunikasi di beberapa daerah, mempersulit layanan penyelamatan dan pengiriman bantuan.
Angin telah mereda sedikit setelah bertiup dengan kecepatan 60 hingga 70 mil per jam, memberi kesempatan kepada petugas pemadam kebakaran untuk mulai memadamkan api.
“Tapi masih ada cukup angin untuk memicu kebakaran ini, itulah mengapa mereka khawatir di Lahaina,” kata Huff.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan kebakaran hutan yang meluas di Hawaii sebagai bencana besar. Kebakaran itu menjadi bencana alam paling mematikan dalam sejarah negara bagian itu, melampaui tsunami yang menewaskan 61 orang di Big Island of Hawaii pada tahun 1960, setahun setelah Hawaii bergabung dengan Amerika Serikat.
Para pejabat telah memperingatkan bahwa tim pencari dengan anjing pelacak masih bisa menemukan lebih banyak korban tewas akibat api yang membakar 1000 bangunan dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Kerusakan parah itu diperkirakan membutuhkan bertahun-tahun dan miliaran dolar untuk membangun kembali.***