ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Federal Reserve AS atau bank sentral AS pada hari Rabu (14/12) menaikkan suku bunga ke titik tertinggi dalam 15 tahun, menandakan bahwa pertempuran bank sentral melawan inflasi masih jauh dari selesai.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memilih untuk menaikkan suku bunga pinjaman overnight sebesar setengah poin persentase, melanjutkan siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam 40 tahun.
Namun, kenaikan setengah poin itu lebih kecil dari empat kenaikan suku bunga terakhir, yaitu kenaikan 75 basis poin. Itu menimbulkan pertanyaan apakah Fed akan menaikkan suku bunga dengan jumlah yang lebih kecil ke depan jika bank sentral terus mengikuti jalur yang sama.
Indeks Dow Jones Industrial Average menukik tajam karena berita tersebut, jatuh hampir 500 poin tepat setelah pengumuman sore, tetapi kemudian sedikit rebound.
Memang, ekonomi AS telah dirundung oleh inflasi terburuk sejak awal 1980-an, yang telah mendorong langkah agresif bank sentral untuk mengendalikan inflasi tertinggi dalam empat dekade.
Suku bunga tinggi meningkatkan risiko yang menyebabkan resesi, dan banyak ekonom memprediksi penurunan ringan di paruh kedua tahun depan.
Inflasi membandel, ditunjukkan oleh Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Selasa (13/12), yang menunjukkan bahwa harga pangan terus meningkat, membebani dompet jutaan keluarga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Harga makanan, sudah mencapai rekor tertinggi, naik 0,5 persen pada bulan November dari bulan sebelumnya. Harga makanan telah melonjak 10,6 persen dari waktu yang sama tahun lalu.
Biaya bensin agak turun dari harga tertinggi sebelumnya meskipun tetap jauh lebih tinggi daripada sebelum krisis inflasi.***