ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan dapat menciptakan sebanyak 2,5 juta petani milenial secara nasional hingga tahun 2024 mendatang.
Penciptaan ini dinilai penting untuk mencegah terjadinya kegagalan regenerasi di sektor pertanian. Karena saat ini mayoritas usia petani di Indonesia berasa di atas 60 tahun.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani milenial di Sumut sudah mendekati 40% tepatnya 38,78%. Secara rinci, petani milenial berusia 25-29 tahun sebanyak 7,97%, kemudian usia 30-34 tahun sebanyak 9,69%, petani usia 35-39 tahun sebanyak 10,78% dan usia 40-44 tahun sebanyak 10,34%.
"Harapan ke petani milenial memang cukup tinggi untuk sustainability atau keberlanjutan sektor pertanian. Karena harus ada generasi baru di sektor pertanian. Jadi BPS hadir disini untuk memotret bagaimana petani milenial. Data dari BPS ini juga bisa memberikan dukungan mulai dari penyaluran dan tata kelola pupuk, lalu soal konversi lahan dan lainnya," kata Fungsional Statistisi Madya BPS Sumut, Nazaruddin melalui keterangannya, dikutip Selasa (18/10/2022).
Nizaruddin mengatakan, permasalahan petani memang cukup banyak. Padahal, pertanian saat ini sebagai penopang perekonomian. Namun kondisi di lapangan tidak mendukung karena pendidikan petani masih rendah yang membuat upah juga rendah, kemudian usia petani yang mayoritas sudah 60 tahun ke atas. Belum lagi permasalahan digitalisasi yang masih rendah hingga pemasarannya sangat terbatas.
"Petani sudah harus berubah dan memasarkan hasil pertaniannya melakui internet. Saat ini jumlahnya baru 41% memang dan itu yang harus ditingkatkan," kata Nizaruddin.
Dia menambahkan, menciptakan petani milenial memang memiliki tantangan karena harus ikut berkontribusi meningkatkan sektor pertanian. Jadi bukan hanya sekadar bagian dari sektor pertanian.
"Jadi dia bukan hanya petani saja. Tapi harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Intinya, harus bisa berkontribusi. Karena dengan menciptakan petani milenial, juga bisa mengubah karakteristik petani yang sekarang sudah tua. Jadi petani milenial itu harus berpendidikan dan mumpuni untuk jadi petani," katanya.
Nizaruddin mengatakan, untuk hal ini, BPS memang tidak bisa memberi rekomendasi ke Pemerintah termasuk yang ada di daerah. Tapi BPS bisa memberi data yang akan digunakan sebagai gambaran untuk mewujudkan target di tahun 2024 mendatang.
"Jadi BPS itu bisa memberi data. Apa kira-kira yang bisa dilakukan oleh pengambil kebijakan. Jadi hanya gambaran atau inside dengan kondisi saat ini. Tentu data yang diberikan bisa membantu pengambil kebijakan," tandasnya.