Notification

×

Iklan

Iklan

Canda Jokowi Soal Ijazah Palsu Saat Temui Teman Semasa Kuliah di Yogyakarta

Monday 17 October 2022 | October 17, 2022 WIB Last Updated 2022-10-17T00:25:19Z

 


ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bertemu dengan teman-temannya semasa mengenyam pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Minggu (16/10/22).

Jokowi tiba sekitar pukul 09.00 WIB di Kawasan Ambarukmo, Kabupaten Sleman, pada Minggu, dan berbincang santai dengan teman-temannya semasa kuliah.

“Pagi hari ini saya ke Yogya, kemudian mampir ke Ambarukmo, ketemu dengan teman-teman saya mahasiswa. Ada yang dulu di Perhutani, ada yang dosen, wiraswasta, dan di dinas, ini macam-macam. Pas hari ini kumpul ya saya ketemu, tapi saya hanya sebentar, ndak lama,” ujar Presiden.

Dalam kanal Youtube Sekrerariat Presiden, tampak jokowi juga menyinggung soal ijazah Palsu

"Soal ini lho, urusan urusan ijazah palsu," kata Jokowi kepada pada rekan dengan canda, seperti dikutip, Minggu (16/10/22).

Pernyataan itu pun langsung disambut tawa oleh para rekan Jokowi.

Menurut Jokowi, hal itu terasa aneh saat dirinya adalah benar lulusan UGM Fakultas Pertanian dan mengenyam pendidikan selama lima tahun.

"Wong sekolah lima tahun, ampun," ujarnya.

"Kalau mahasiswa ya masih komplit, kalau yang SD dimana,?" sambung Jokowi.

Salah satu teman Jokowi lalu bertanya, ijazah mana yang dimasalahkan, apakah ijazah SMA.

Lalu Jokowi menjelaskan kalau mungkin terdapat perbedaan, hal itu berdasarkan program pemerintah.

"Dulu SMK kan SMEA, begitu. Ampun-ampun jelasin kayak gitu," timpal Jokowi sambil geleng kepala.

Jokowi lalu bercerita soal rekam jejaknya semasa SMA. Dia meyakini murid seluruh tingkat mulai dari kelas 1 sampai kelas 3.

"Kalau di SMA justru teman saya kelas 3, kelas 2, kelas 1 tahu semua, karena dulu saya itu juara umum, ndak sombong," kata Jokowi disambut tawa para rekan.

Jokowi lalu menunjukkan foto wisudanya dalam sebuah album. Terlihat, Jokowi yang berkacamata dan berkumis berdiri di barisan pojok belakang.

"Nah saya itu kan kelihatan, sudah pakai kacamata di belakang," ujar Jokowi.

Presiden juga menjelaskan bahwa teman-teman semasa kuliah yang ia temui berasal dari daerah berbeda-beda mulai dari Sabang sampai Merauke. Pada pertemuan tersebut, Presiden bersama teman-teman mengenang kembali momen semasa kuliah yang diabadikan melalui kamera saat itu.

“(Saya melihat) foto-foto waktu wisuda, ada yang foto waktu di mapala (mahasiswa pecinta alam). Saya sendiri fotonya sudah hilang, tapi ternyata kawan-kawan masih simpan semuanya komplet,” tambahnya.

Pada kesempatan itu, teman semasa kuliah Tommy, menyampaikan bahwa foto yang diperlihatkan kepada Presiden Jokowi merupakan foto saat mendaki Gunung Kerinci. Meski album yang diperlihatkan telah berusia lama, tetapi, kata Tommy, masih jelas terlihat foto momen wisuda Presiden Jokowi bersama teman-temannya pada tahun 1985.

“Tahun 1985 ini foto waktu wisuda. Waktu itu Pak Jokowi wisudanya dengan beberapa teman angkatan, November 1985. Masuknya 1980, wisudanya 1985,” ujar Tommy.

Tommy menjelaskan bahwa sifat Presiden Jokowi dari dulu saat menjadi mahasiswa hingga sekarang tetap sama. Tommy menilai Presiden Jokowi tetap menjadi orang yang bijak dan tidak gampang tersinggung ketika sedang bergurau.

“Pak Jokowi selama dia mahasiswa dengan kondisi sekarang itu kurang lebih masih sama. Satu, tidak pernah marah, wise dia. Kalau pun kita gojekan (bercanda) ya sederhana saja gojekannya, bergurau saja. Kalau misalkan tersinggung enggak pernah marah, menasihati kita itu biasa,” lanjutnya.

Sementara itu, teman-teman semasa kuliah yang lain mengenang Presiden Jokowi sebagai sosok yang disiplin. Seperti Bambang, teman seangkatan Presiden yang mengingat Presiden sebagai sosok yang rajin beribadah.

“Itulah yang saya ingat. Orangnya rajin, jadi waktu kuliah pun keluar izin cuma untuk salat,” ucap Bambang.

Selain itu, Bambang mengenang Presiden Jokowi sebagai pemersatu kelompok-kelompok mahasiswa yang ada saat itu. Melalui organisasi mapala di fakultasnya, menurut Bambang, Presiden telah mempersatukan kelompok-kelompok tersebut melalui aktivitas naik gunung.

“Pak Jokowi itu pemersatu. Dulu kan ada kelompok-kelompok, ada HMI, GMNI, terus putih, tapi beliau yang menyatukan di wadah Silvagama terus naik gunung bareng-bareng. Itulah terus jadi kompak,” katanya.

×
Berita Terbaru Update