Notification

×

Iklan

Iklan

Sejarah Kedekatan Taiwan-AS yang Makin Mesra Bikin China Murka

Friday 2 September 2022 | September 02, 2022 WIB Last Updated 2022-09-02T02:52:20Z

ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Hubungan Amerika Serikat dan Taiwan sedang menghangat. Ini terbukti dengan sejumlah kunjungan pejabat Washington selama Agustus.

Melihat kondisi itu, bagaimana sejarah kedekatan Taiwan degan AS yang bikin China tambah murka?


Menilik sejarah, hubungan Taiwan-AS bermula dari perang saudara antara China-Taiwan. Saat itu, Washington mendukung pemerintah nasionalis yang berkuasa Partai Kuomintang (KMT), demikian dikutip CNN.

Dukungan AS itu dalam upaya memberangus blok antikomunis di Asia.

Sementara itu, Uni Soviet, musuh bebuyutan AS, mendukung Partai Komunis China (PKC) yang mengambil alih kekuasaan dan mendirikan China.


Usai kalah, KMT mundur ke Taiwan dan mendirikan pemerintahan sendiri pada 1949. AS tak meninggalkan Taipei dengan terus mengalirkan dukungan berupa bantuan untuk membangun perekonomian.

Taiwan sempat menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan nama Republik China (RoC), tetapi dikeluarkan pada 1971. Ketika itu, PBB lebih mengakui Republik Rakyat Tiongkok (RRC) yang memiliki pemerintah di Beijing sebagai pemerintah yang sah karena memiliki jumlah penduduk dan wilayah yang luas.

Di sisi lain, beberapa pihak juga menyayangkan sikap Taipei yang tak mengubah nama RoC menjadi Taiwan saat masih di PBB.

AS sementara itu, turut mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing.

Pengakuan itu tertuang dalam kebijakan Satu China. Washington mengakui China sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah. Selain itu, mereka mengakui posisi Beijing yang menyebut Taiwan bagian dari China.

Namun, AS memiliki hubungan tak resmi alias 'berselingkuh' dan terlibat sejumlah kerja sama dengan Taiwan.

"Sebagai negara demokrasi terkemuka dan pembangkit teknologi, Taiwan adalah mitra kunci AS di kawasan Indo-Pasifik," demikian dikutip situs resmi pemerintah AS.

Taiwan-AS juga memiliki persamaan pandangan dan punya hubungan ekonomi yang kokoh.


Dalam pernyataan itu, AS menganggap Taiwan adalah mitra dagang, investasi, kesehatan, semikonduktor, pendidikan, teknologi informasi, dan perkembangan nilai-nilai demokrasi.

Pendekatan AS ke Taiwan, lanjutnya, tak berubah selama beberapa dekade.

Washington tetap menerapkan prinsip Satu China, tetapi di sini lain mereka membuat Undang-Undang Relasi Taiwan (RTA) pada 2018. Posisi ini pun menunjukkan AS yang bermain 'dua kaki'.

Berdasarkan UU itu, AS bisa menjalin hubungan dengan rakyat Taiwan dan pemerintahan pulau itu tanpa menjelaskan spesifik pemerintahan yang dimaksud.

Selain itu, Taiwan merupakan wilayah sangat penting bagi AS, sehingga mereka perlu memastikan status pulau itu tetap terjaga.

Salah satu pengamat di Foundation for Defence Democracy, Craig Singleton, menilai pemerintah AS yakin hal yang paling ditakuti China adalah Taiwan menjadi negara demokrasi.

"Jadi Amerika meningkatkan tekanan terhadap negara kepulauan itu dan Beijing mengeluarkan ancaman untuk bersatu kembali. Mereka tak hanya melihat ancaman, mereka melihat diri mereka sendiri," kata Singleton dikutip Newsweek.



Hubungan Taiwan dan AS semakin mesra usai sejumlah pejabat Washington berkunjung ke pulau itu.
Selama Agustus setidaknya ada empat kunjungan dari pada pejabat AS. Pada 2 Agustus lalu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi mengunjungi Taipei.


China geram akan kunjungan itu, padahal sebelumnya telah mengingatkan agar Washington membatalkan rencananya. Namun, AS abai.

Di hari Pelosi tiba, militer Beijing mengumumkan latihan militer selama beberapa hari. DI hari pertama latihan, mereka menembak 11 rudal dongfeng ke perairan dekat Taiwan.

China mengaku menjadi korban provokasi AS, yang dinilai kerap "main api".

Belum padam amarah China, Kongres AS juga mengunjungi Taiwan pada 14 Agustus.


Sepekan kemudian yakni pada 21 Agustus, Gubernur Indiana, Amerika Serikat, Eric Holcomb, melawat ke Taiwan.

Dalam kunjungan itu, Holcomb bertemu dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen. Dalam pertemuan tersebut, pemimpin pulau itu mengatakan Taiwan adalah sekutu kunci di bidang keamanan dan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik.

Lalu pada 21 Agustus Gubernur Arizona, Doug Ducey, melawat ke Taiwan. Kunjungan ini bagian dari rangkaian tur dia di Asia.

"Arizona memiliki hubungan yang bagus dengan Taiwan dan Republik Korea," kata Ducey dikutip WION akhir Agustus lalu.

Ia kemudian berujar, "Tujuan misi perdagangan ini adalah untuk meningkatkan hubungan ke level selanjutnya."

Sumber : CNN Indonesia

×
Berita Terbaru Update