ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Inggris segera memulai operasi London Bridge Has Fallen usai Ratu Elizabeth II dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (8/9).
Frasa "London Bridge has down" dan "London Bridge has fallen" pun langsung meramaikan dunia maya setelah kabar kepergian Ratu Elizabeth diumumkan Istana Buckingham pada Kamis petang.
Operasi London Bridge (Operation London Bridge) merupakan rangkaian prosesi untuk mengantisipasi kematian Ratu Elizabeth II. Ini mencakup pengumumannya, masa berkabung, hingga detil pemakamannya.
Prosedur ini menyasar Istana Buckingham, pemerintah, media berita, dan pemerintah lokal.
Ketika Ratu mangkat, kalimat "London Bridge is down" akan disampaikan secara rahasia dari pihak Istana Buckingham kepada Perdana Menteri Inggris dan staf penting agar rencana ini segera dilaksanakan. Baru setelah itu, pengumuman resmi kematian Ratu Elizabeth diumumkan.
Di tengah rasa duka masyarakat dunia, Operasi London Bridge bakal menjadi agenda utama Inggris selama beberapa hari, bahkan beberapa bulan ke depan hingga Inggris melantik raja baru yakni anak sulung mendiang sang ratu, Pangeran Charles.
Sejarah 'Kode Kematian' untuk Keluarga Kerajaan
Penggunaan frasa kode rahasia mulai digunakan Kerajaan Inggris sekitar awal 1950-an untuk memproses kematian anggota kerajaan. Kode kematian ini pertama kali digunakan saat kematian ayah Ratu Elizabeth II, Raja George VI pada 1952.
Saat itu, kematian Raja George VI diberi nama "Hyde Park Corner".
Sejak itu, frasa kode kematian lain telah diterapkan untuk anggota terkemuka keluarga kerajaan, termasuk Operation Tay Bridge untuk Ibu Suri, dan Operation Forth Bridge untuk Pangeran Philip.
Frase kode Ratu Elizabeth adalah Operasi London Bridge, sedangkan frasa kematian putranya, Raja Charles, dilaporkan adalah Operasi Menai Bridge.
Ratu Elizabeth sendiri bahkan ikut merencanakan prosedur kematiannya semasa ia hidup. Operasi London Bridge ini mulai digagas sekitar 1960-an dan terus diperbarui setiap tahun.
Hari H Kematian Ratu Elizabeth
Pengurus kerajaan bakal menginformasikan kepada publik mengenai kematian Ratu Elizabeth.
Sebagaimana diberitakan The Guardian, pejabat pertama yang mengetahui kematian Ratu adalah Sir Christopher Geidt, sekretaris pribadi Ratu Elizabeth.
Geidt kemudian bakal mengontak Perdana Menteri Inggris Liz Truss yang baru saja ditunjuk mendiang Ratu Elizabeth dan memulai operasi "London Bridge."
Dalam waktu yang sama, pengumuman kematian Ratu Elizabeth dipublikasikan oleh pemerintah Inggris. Istana Buckingham juga merilis informasi tersebut melalui situs resminya.
Sementara itu, anak sulung Ratu Elizabeth, Pangeran Charles, bakal mewarisi takhta kerajaan setelah sang ibu resmi dinyatakan meninggal dunia. Charles bakal dikenal dengan gelar Raja Charles III.
Istri Charles, Camilla, kemudian menjadi permaisuri. Pasangan tersebut lalu akan mulai menetap di Istana Balmoral semalaman.
Pemerintahan Inggris lalu menurunkan bendera hingga setengah tiang. Charles kemudian memberikan pernyataan singkat, begitu pula Perdana Menteri Inggris Liz Truss.
Banyak acara berkabung yang direncanakan untuk mengenang Ratu Elizabeth, mulai dari tembakan penghormatan dan mengheningkan cipta.
Hari ke-1
Dikutip Politico, Charles dijadwalkan akan kembali ke London. Dewan Aksesi kemudian mengadakan pertemuan di Istana St. James untuk mendeklarasikan kematian Ratu dan melantik Charles sebagai Raja.
Sementara itu, kegiatan parlemen ditangguhkan sampai pemakaman Ratu Elizabeth selesai.
Hari ke-7
Jasad Ratu Elizabeth akan dibawa dari Skotlandia ke Istana Buckingham di London. Lalu, peti mati Ratu dibawa ke Istana Westminster.
Jenazah Ratu kemudian diletakkan di Aula Westminster selama tiga hari. Masyarakat boleh berkunjung dan memberikan penghormatan selama 23 jam per hari.
Setelah persiapan pemakaman selesai di London, Charles pergi ke Skotlandia, Irlandia Utara, dan Wales untuk bertemu pemimpin Inggris.
Hari ke-10
Pemakaman kerajaan dikabarkan akan digelar di Gereja Westminster Abbey. Saat itu, Inggris akan serempak menggelar masa sunyi atau mengheningkan cipta secara serempak selama dua menit.
Setelah pelayanan terakhir di Gereja St. George di Istana Windsor, Ratu Elizabeth akan dikubur di lahan yang berdampingan dengan suaminya, mendiang Pangeran Philip, yang menigngal dunia pada April tahun lalu.
Sumber : CNN Indonesia