ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Timnas Indonesia U-16 harus pesta gol dalam pertandingan kedua Piala AFF U-16 2022 saat melawan Singapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada Rabu (3/8) malam.
Pada pertandingan pembuka melawan Filipina, Timnas U-16 menang dengan skor 2-0. Ini kemenangan penting, tetapi cukup disayangkan karena banyak peluang yang terbuang karena pemain kurang tenang.
Sebelumnya di Stadion Sultan Agung, Bantul, Vietnam unggul 5-1 atas Singapura. Ini membuat The Young Golden Dragon untuk sementara memuncaki klasemen sementara Grup A karena unggul produktivitas gol.
Pesta gol atas Singapura cukup krusial untuk kelolosan tim asuhan Bima Sakti Tukiman ini. Dengan banyak gol, setidaknya posisi puncak klasemen bisa diamankan jika nantinya bermain imbang dengan Vietnam.
Timnas U-16 akan bentrok dengan Vietnam pada Sabtu (6/8). Dengan fakta Vietnam bisa mengalahkan Singapura dan Indonesia menang atas Filipina, kemungkinan besar kedua tim juga menang pada pertandingan kedua.
Jika skema ini yang terjadi, otomatis pertandingan ketiga akan menentukan klasemen akhir. Berkaca dari pertandingan Timnas Indonesia, U-23, dan U-19, ada potensi Timnas U-16 juga ditahan Vietnam.
Bila hasilnya imbang, produktivitas gol akan menjadi penentu juara grup. Karenanya duel melawan Singapura menjadi sangat krusial untuk mengumpulkan modal sebelum pertandingan terakhir grup.
Seandainya nanti hasil laga melawan Vietnam juga imbang dan Timnas U-16 menjadi runner up Grup A, produktivitas gol akan sangat menentukan kelolosan ke semifinal. Pasalnya hanya satu runner up terbaik yang lolos.
Dalam artian poin dan jumlah gol dari runner up Grup A akan dibandingkan dengan poin dan jumlah gol peringkat kedua Grup B dan C. Itu mengapa mencari banyak gol pada babak grup akan memberikan dampak positif.
Selain itu kemenangan besar atas Singapura bisa menjadi modal melawan Vietnam. Berkaca dari laga pertama, anak-anak Timnas U-16 masih grogi dan ingin buru-buru menyelesaikan setiap peluang yang tercipta.
Ditambah lagi jumlah penonton melawan Vietnam berpotensi didatangi penonton lebih banyak. Jika tak bisa memetik kepercayaan diri dari pertandingan melawan Singapura, tekanan saat melawan Vietnam akan lebih besar.
Terlihat jelas pemain Timnas Indonesia U-16 tampil penuh beban saat menghadapi Filipina, Minggu (31/7). Persiapan minim dan minus uji coba internasional bisa dibilang faktornya.
Dalam beberapa tahun terakhir, meski Timnas U-16 tidak diperlakukan seistimewa U-19 atau U-23, minimal sekali laga uji coba internasional selalu digelar. Ini yang tak terjadi pada Timnas U-16 kali ini.
Sebagai perbandingan, pada 2017 misalnya, Timnas U-16 yang diasuh Fakhri Husaini tampil kepayahan dalam laga pembuka Piala AFF U-15. Saat ini Bagus Kahfi dan kawan-kawan bermain imbang 2-2 melawan Myanmar.
Ini hasil yang mengejutkan, sebab tim ini sebelumnya sempat meraih gelar juara turnamen di Vietnam bertajuk Tien Phong Plastic Cup 2017. Laga pertama di pentas internasional memang selalu sulit bagi pemain muda.
Pada sisi lainnya, karakter Timnas U-16 yang biasanya tampil penuh kegembiraan belum tampak. Bima yang berdiri di pinggir lapangan pun tampak tegang sampai gol pertama tercipta. Seakan-akan ada kekhawatiran di benak Bima.
Melihat statistik permainan Timnas U-16 pada laga pembuka Piala AFF U-16 2022, juga tidak begitu menggembirakan. Filipina yang tidak punya sistem pembinaan sebaik Indonesia bisa membuat pertahanan Indonesia ketar-ketir.
Ini semua memperlihatkan adanya beban dan tekanan di dalam diri pemain. Apalagi sudah hampir lima tahun tak ada trofi yang diraih Timnas Indonesia (di semua lapisan usia). Pemain Timnas U-16 seperti ingin memecah kebuntuan itu.
Karena itu peran Bima Sakti menjadi vital dalam situasi seperti ini. Sebagai pemain yang pernah mengenyam pelatihan di Italia, pelatih 46 tahun ini tentu tahu bagaimana suasana kebatinan pemain.
Suasana tenang, bahagia, dan penuh gairah inilah yang harus dibangun Bima. Soal teknik tentu saja penting, tetapi saat sudah tampil dalam sebuah kejuaraan, bukan lagi hal teknis yang memiliki peran besar.
Pemain-pemain seperti Arkhan Kaka, Figo Dennis, juga Femas Crespo sangat punya potensi untuk bermain lebih berkembang. Melawan Singapura kiranya bisa menjadi wahana bagi pemain untuk bersenang-senang.
Harapan pesta gol mungkin bermakna tuntunan juga beban, tetapi tampil penuh kegembiraan suatu keharusan. Bersenang-senang adalah 'psywar' sesungguhnya buat lawan, utamanya Vietnam.
Sumber : CNN Indonesia