Notification

×

Iklan

Iklan

Pertaruhan PDIP Usung Ganjar, Risma atau Puan di Pilpres 2024

Friday 12 August 2022 | August 12, 2022 WIB Last Updated 2022-08-12T00:41:28Z

ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto baru saja merilis nama-nama kader partainya yang layak menjadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Mereka adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Namun, Hasto menegaskan bahwa partainya belum menetapkan sosok yang akan diusung di Pilpres 2024 mendatang. Semua nama saat ini masih digodok oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.


Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati mengatakan peluang PDIP mengusung Ganjar menjadi capres 2024 tergolong besar meski beberapa petinggi partai punya hubungan yang kurang baik.

Menurutnya, PDIP tak akan membiarkan Ganjar diusung oleh partai politik lain karena memiliki elektabilitas yang tinggi.

"Peluang PDIP untuk mengusung Ganjar memang besar karena kita harus akui Ganjar calon populer. PDIP tidak akan membiarkan Ganjar direkrut partai lain," ucap Wasis saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Kamis (11/8).

Tetap Perlu Berkoalisi


PDIP bisa mengusung capres-cawapres tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. Syarat kepemilikan kursi DPR sudah terpenuhi.

Namun, Wasis menilai PDIP tetap akan berkoalisi. Terlalu berisiko jika tidak berkoalisi saat menghadapi momentum besar sekaliber pilpres meski memiliki kader mumpuni sekalipun.

Wasis memperkirakan PDIP akan bergabung ke dalam poros koalisi yang sudah terbentuk saat ini, seperti koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bentukan Golkar, PAN, dan Demokrat.

"PDIP tanpa dukungan koalisi bisa maju sendiri, tapi di satu sisi menempatkan PDIP di sisi risiko, terutama di DPR RI ketika tak berkoalisi tak bisa menggolkan agendanya karena tak berkoalisi," ucapnya.


"Partai tunggal berisiko. Realistisnya bergabung ke poros yang sudah ada," sambung Wasis.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin juga sependapat soal peluang PDIP berkoalisi di Pilpres 2024.

Ujang mengingatkan bahwa PDIP punya pengalaman yang buruk yang terjadi di Pilpres 2004 silam. Kala itu, Megawati yang merupakan capres petahana justru kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


"Ini pekerjaan rumah PDIP. Dulu, PDIP punya pengalaman, Megawati ketika 2004 seorang Presiden sedang kuat tapi kalah dengan SBY. Ini pekerjaan rumah ketika 2024 yang diajukan Puan," ujarnya.



Ujang menyebut ada banyak faktor di belakang layar yang menjadi penting bagi suatu partai untuk berkoalisi demi memenangkan Pilpres.

"Politik depan layar agak sulit, tapi belakang layar tidak ada yang tahu. Ada faktor belakang layar yang bisa pengaruhi, misalnya pegang kejaksaan, kepolisian. Peluang fifty-fifty. Walau PDIP akhirnya memilih bermain sendiri, peluang untuk menang tetap ada," ujarnya.


Kans Usung Puan


Mengenai capres dari PDIP, Ujang punya pendapat berbeda. Menurut dia, peluang Ganjar diusung menjadi capres 2024 oleh PDIP cenderung kecil.


Dari nama-nama yang telah dibeberkan Hasto, menurutnya, Puan tetap menjadi nama yang paling berpeluang untuk diusung menjadi capres 2024 dari PDIP.

"Biasanya itu strategi dari PDIP seolah-olah, istilahnya pendamping, arahnya tetap ke Mbak Puan," kata Ujang.

Sementara itu, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan peluang tiga nama capres itu akan ditentukan oleh waktu dan momentum.

"Soal siapa yang lebih berpeluang, nanti waktu dan momentum yang akan menjawab," kata Hendrawan saat dihubungi, Rabu (10/8).

Hendrawan menegaskan kewenangan memutuskan capres yang bakal diusung oleh PDIP berada di tangan Megawati.

Hendrawan juga berkata nama-nama capres yang dibeberkan oleh Hasto adalah nama-nama potensial dengan rekam jejak yang teruji.

"Nama-nama tersebut terbukti masuk radar dalam berbagai survei," imbuhnya.

Apabila menilik hasil survei sejak beberapa bulan lalu, elektabilitas Ganjar Pranowo selalu lebih unggul dibanding Puan Maharani. Akan tetapi, PDIP tidak ingin terlalu terpaku kepada hasil survei meski tetap jadi pertimbangan.

Sumber : CNN Indonesia

×
Berita Terbaru Update