ONLINENASIONAL.COM, TANA TORAJA - Tana Toraja dikenal punya tradisi pemakaman yang unik. Selain dimakamkan di tebing batu, ada pula bayi-bayi yang dikuburkan di dalam pohon. Bagaimana kisahnya?
Masyarakat Tana Toraja terkenal dengan kebudayaan dan tradisinya yang luhur. Salah satunya adalah soal tradisi menguburkan jenazah.
Terletak di Kecamatan Makale Utara, Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) ada sebuah tempat wisata yang sangat unik. Tempat itu bernama Baby Kambira Grave. Di sini, bayi-bayi dikuburkan di dalam pohon.
Tradisi penguburan bayi pada batang pohon ini disebut Passiliran. Pohon yang digunakan untuk mengubur jasad bayi ini bukanlah pohon sembarangan.
Masyarakat Toraja memakamkan jenazah bayi di sebuah pohon besar disebut pohon Tarra atau pohon sukun. Pohon ini telah berusia ratusan tahun.
"Ini pohon Tarra namanya. Pohon yang sudah berusia ratusan tahun. Bagi masyarakat Toraja terdahulu, kalau ada bayi meninggal itu dimakamkan di pohon besar ini," kata Mathen Domme, penjaga pohon kuburan bayi.
Pohon kuburan bayi ini terletak di tengah hutan. Pohon tersebut memiliki ukuran yang sangat besar, kurang lebih berdiameter 100 cm.
Nampak beberapa badan pohon memiliki tanda persegi, yang menandakan terdapat jenazah bayi di dalamnya. Semakin banyak tanda persegi di pohon itu, semakin banyak jenazah bayi yang ada di dalamnya.
Pohon Tarra yang digunakan merupakan simbol seorang ibu. Bayi yang telah meninggal dikuburkan di batang pohon dengan kondisi dan posisi sebagaimana saat berada di dalam rahim.
Bayi dimakamkan dengan posisi duduk serta tanpa busana seperti keadaan di dalam rahim. Kemudian jenazah bayi ditutup dengan ranting-ranting pohon.
"Artinya itu dia dikembalikan ke rahim. Jadi pohon ini sebagai simbol seorang ibu. Di dalam ini posisi bayinya dalam keadaan duduk, ya seperti di dalam rahim, tanpa busana kemudian ditutup menggunakan ranting pohon. Itu yang tanda-tanda segi empat," ungkapnya.
Destinasi wisata ini tentu saja membuat takjub para wisatawan mancanegara yang berkunjung dan melihatnya langsung. Contohnya, Sharon dan teman-temannya dari Australia. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan pemandu wisata tentang kuburan bayi yang ada di pohon tersebut.
"Ini sangat menakjubkan. Sedikit membuat bulu kuduk berdiri tapi cerita di balik pohon ini membuat kami sangat antusias," kata salah seorang wisatawan asal Australia, Sharon.
Menurut Sharon pohon kuburan bayi ini harus dijaga dan dilestarikan. Pasalnya pohon kuburan bayi ini merupakan bukti peradaban masyarakat Toraja terdahulu.
"Ini harus dijaga dan dilestarikan, ya karena ini bukti peradaban masyarakat Tana Toraja terdahulu. Semua orang pasti suka ini," ucap Sharon.
Sumber : detik.com