Notification

×

Iklan

Iklan

Orang Miskin RI Masih Jutaan, Jurang dengan Si Kaya Makin Lebar

Saturday 16 July 2022 | July 16, 2022 WIB Last Updated 2022-07-16T01:51:27Z

 


ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih puluhan juta orang. Meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terjadi penurunan.

Per Maret 2022 jumlah penduduk miskin tercatat 26,16 juta orang. Selain itu BPS juga mencatat jurang si kaya dan si miskin semakin lebar.

Jumlah orang miskin ini tercatat mengalami penurunan sebanyak 340 ribu orang jika dibandingkan dengan periode September 2021 dan turun 1,38 juta orang jika dibandingkan Maret 2021.

"Persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54%," kata kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (15/7/2022).

Dia menjelaskan Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2021-Maret 2022, jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebesar 0,04 juta orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,30 juta orang.


Persentase kemiskinan di perkotaan turun dari 7,6% menjadi 7,5%. Sementara itu, di perdesaan turun dari 12,53% menjadi 12,29%.

Penduduk miskin terbesar berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua, yaitu sebesar 19,89%. Sementara itu, persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan, yaitu sebesar 5,82%.

Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (13,85 juta orang), sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan (0,98 juta orang). Garis Kemiskinan pada Maret 2022 adalah sebesar Rp 505.469,00 per kapita per bulan.

"Dibandingkan September 2021, Garis Kemiskinan naik sebesar 3,97%. Sementara jika dibandingkan Maret 2021, terjadi kenaikan sebesar 6,97%," ujarnya.

Gap si Kaya dan si Miskin Makin Lebar


Margo mengungkapkan angka ini meningkat 0,003 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2021 sebesar 0,384. Ini artinya jurang pemisah si kaya dan si miskin semakin lebar.

"Gini Ratio di perkotaan pada Maret 2022 tercatat sebesar 0,403 poin naik dibanding Gini Ratio September 2021 yang sebesar 0,398 dan Gini Ratio Maret 2021 yang sebesar 0,401," kata dia.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah sebesar 18,06%. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2022 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci berdasarkan daerah, di perkotaan angkanya tercatat sebesar 17,07 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah.

"Sementara untuk perdesaan, angkanya tercatat sebesar 21,01%, yang juga berarti tergolong pada kategori ketimpangan rendah," ujar dia.


Sumber : detik.com

×
Berita Terbaru Update