ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Sam Bankman-Fried, pria asal Amerika Serikat (AS) ini di usianya yang muda sudah masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia. Uniknya kekayaan yang didapatkan dari uang digital berbasis blockchain yakni kripto.
Bankman-Fried saat ini memiliki kekayaan bersih mencapai US$ 21 miliar atau setara Rp 360 triliun (kurs Rp 15.000/US$). Dengan nilai kekayaan itu, Bankman-Fried menjadi orang terkaya di urutan 60 dunia.
Hartanya juga tercatat oleh Forbes naik sangat tinggi, dari tahun lalu US$ 8,7 miliar menjadi US$ 24 miliar. Naik sekitar 3 kali lipat dalam setahun.
Bankman-Fried mengambil jalur berbeda dari orang tuanya. Ia merupakan putra dari dua profesor hukum Stanford.
Kini, Bankman-Fried merupakan pemilik dari pertukaran kripto FTX. Perusahaanya diluncurkan pada 2019 lalu. Pertukaran dan operasi FTX di AS mencapai penilaian gabungan US$ 40 miliar pada Januari 2022.
Sebelum mencapai titik itu, Bankman-Fried merupakan siswa mahasiswa jurusan fisika di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Awalnya dia tidak langsung terjun ke dunia kripto, tetapi sudah menyentuh dunia investasi yakni di Jane Street Capital.
"Saya bekerja di Jane Street Capital selama sekitar tiga setengah tahun. Itu adalah pengalaman kerja yang luar biasa. Saya meninggalkan Jane Street Capital untuk memulai ide saya sendiri dan masuk ke crypto," katanya dikutip dari Forbes, Jumat (22/7/2022).
Kemudian, Bisnis pertama adalah Alameda, sebuah perusahaan perdagangan kripto. Ide bisnis itu berangkat dari booming kripto yang memang banyak dibicarakan publik.
"Semua orang di jalan berbicara tentang crypto selama waktu itu. Kami melihat pergerakan harga dan arus masuk yang sangat besar yang dengan jelas menunjuk ke banyak orang dari berbagai negara yang mencoba membeli berbagai jenis mata uang kripto menggunakan metode pembelian yang berbeda," ungkapnya.
Tak sampai di situ, setahun kemudian Bankman-Fried membangun FTX. Perusahaan perdagangan dan pertukaran kripto itu yang kini menjadi salah satu perusahaan yang bekembang pesat dan besar.
Meski begitu, dalam perjalanan membangun perusahaannya, Bankman-Fried sempat mengalami kesulitan pada tahun 2018. Dia bilang keadaan perusahaan berantakan karena mengalami kerugian hingga US$ 1 juta per harinya.
"Bagi saya itu hanya gejala dari sebuah masalah, bukan inti masalah itu sendiri," ucapnya.
Bankman-Fried tidak menyerah dan malah melihat masalah yang dia hadapi sebagai peluang. Akhirnya dia memiliki konsep sendiri untuk membangun lagi perusahaannya.
"Jadi sepertinya ada celah besar dan ruang yang cukup besar di pasar. Saya pikir kami bisa melakukan yang lebih baik. Saya ingin menggabungkan pembeli, penjual, dan pertukaran," jelasnya.
"Kami meluncurkan FTX pada musim semi 2019 dan membangunnya dari nol hingga saat ini sebagai pertukaran mata uang kripto global terbesar keempat yang berbasis di luar China," tambahnya.
Bankman-Fried sendiri terkenal sebagai pemuda yang hobi beramal. Bahkan melalui perusahaannya, FTX dikonsepkan agar bisa uang yang masuk juga disalurkan ke yayasan yang membutuhkan. Awalnya, pendapatan 1% disalurkan untuk amal.
Kemudian, program amal itu juga bisa dilakukan oleh para investor dengan tujuan amal yang bisa dipilih sendiri. Dengan program itu, Bankman-Fried tidak menyangka penggunanya telah mengumpulkan dana amal hingga US$ 5,6 juta.
"Kami berpikir, apakah ada langkah konkret publik yang bisa segera kami lakukan? Intinya adalah untuk membuat orang terlibat dalam proses amal. Jadi misalnya, pengguna dapat membantu memilih ke mana uang yayasan kami pergi," tutupnya.
Sumber : detik.com