Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kadin Catat 52 Persen Perusahaan Besar Bangkrut Akibat Gerusan Digitalisasi

Saturday, 9 July 2022 | July 09, 2022 WIB Last Updated 2022-07-09T07:43:23Z



ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Akibat gerusan digitalisasi, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mencatat sebanyak 52 persen perusahaan besar telah bangkrut.

Ketua Umum KADIN Indonesia yang juga Chairman B20 Indonesia, Arsjad Rasjid, mengatakan di Indonesia, hal itu juga terjadi namun bukan hanya kepada perusahaan besar tapi juga UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Terdapat 64,2 juta UMKM, yang berkontribusi 61 persen terhadap PDB atau lebih dari Rp8,5 triliun serta menyediakan lapangan kerja bagi 97% angkatan kerja.

“Pandemi Covid-19 melumpuhkan hampir 80-90 persen UMKM terutama saat PPKM. Namun di sisi lain, pandemi ini menjadi berkah tersendiri bagi sebagian UMKM terutama yang berhasil bertransisi ke e-commerce atau mengadopsi penjualan secara digital,” kata Arsjad, Sabtu (9/7/2022).

Menurut survei BI 2021, 20 persen UMKM Indonesia mampu memitigasi dampak pandemi dengan mendigitalkan bisnisnya dan berhasil memanfaatkan media pemasaran online. Artinya, kata Arsjad, melalui digitalisasi Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berikutnya hingga USD 150 miliar tahun 2025 sekaligus berpotensi menambah 20 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Arsjad menuturkan, kita harus mengatasi tantangan kesenjangan infrastruktur digital yang memang masih belum merata secara geografis dan berpusat di kota-kota besar. 

Selain itu, tantangan kedua kurangnya keterampilan digital atau literasi digital yang akan membuat Indonesia menghadapi kekurangan 9 juta pekerja terampil di sektor teknologi digital.

Untuk mengatasi tantangan ini, Arsjad mengatakan KADIN Indonesia telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk memberdayakan, mendidik, dan mempercepat literasi digital untuk bisnis dan UMKM.

Di antaranya, melalui Platform WikiWirausaha dan Gugus Tugas Kejuruan yang membantu pemerintah mengubah kurikulum pendidikan kejuruan nasional untuk menerapkan keterampilan digital yang relevan dengan industri di masa depan.

“Kami mengajak komunitas bisnis dapat mengambil bagian dalam berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur digital dan konektivitas di seluruh negeri, mendukung dan memberikan masukan terhadap revitalisasi program kejuruan nasional agar lebih digital serta menyediakan magang di industrinya,” ujar Arsjad.***

×
Berita Terbaru Update