Notification

×

Iklan

Iklan

Harga Rumah Mahal dan Bunga Tinggi Ancam Milenial RI Jadi 'Gelandangan'

Saturday 9 July 2022 | July 09, 2022 WIB Last Updated 2022-07-09T09:22:09Z



ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Masyarakat dinilai akan sulit punya rumah lantaran mahalnya harga lahan, bahan baku atau material sampai suku bunga yang segera naik.
Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara mengamini proyeksi jika anak muda di Indonesia akan makin susah punya rumah. Terlebih bagi mereka yang masih punya tanggungan untuk keluarga.

"Apalagi anak muda yang baru mulai berkeluarga. Mereka akan dijepit sana-sini menjadi sandwich generation," kata Bhima saat dihubungi, Sabtu (9/7/2022).

Hal ini menurut Bhima, karena banyaknya tekanan yang ada dari perekonomian. Seperti ancaman inflasi atau kenaikan harga, ancaman tingginya suku bunga.

"Imbas inflasi yang naik maka BI harus menaikkan suku bunga 25 bps untuk menjaga stabilitas kurs rupiah. Kenaikan bunga KPR khususnya bunga floating ini akan menjadi pertimbangan calon debitur untuk membeli rumah," ujar dia.

Memang dalam skema KPR, ada jenis bunga fix dan bunga floating. Bunga fixed ini adalah bunga tetap yang diberikan oleh bank dalam jangka waktu tertentu.

Jika bunga fixed ini sudah habis, maka bank akan memberlakukan floating rate atau suku bunga mengambang. Jadi bunga akan berubah mengikuti pergerakan bunga di pasar.

Nah, jika bunga naik maka bunga KPR akan mengikuti naik. Jika turun, ada kemungkinan cicilan juga turun.

Dikutip dari Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI), harga di pasar primer kuartal I-2022 tercatat 1,77% atau lebih tinggi dari periode kuartal sebelumnya 1,47%. Properti residensial adalah properti yang digunakan untuk hunian atau tempat tinggal seperti rumah atau perumahan, rumah susun, sampai apartemen.

Kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) terjadi pada seluruh tipe rumah yaitu tipe kecil 2,01% dibandingkan periode kuartal sebelumnya 1,99%, tipe menengah tercatat 2,18% dibanding kuartal sebelumnya 1,48% dan tipe besar 1,11% dibanding sebelumnya 0,93%.

Peningkatan pertumbuhan IHPR kuartal I-2022 didorong oleh penyesuaian harga yang dilakukan oleh developer sejak awal tahun 2022 dengan berlakunya insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 1 namun besarnya dikurangi secara terukur (tapering) dibandingkan tahun 2021.

Dikutip dari laman btnproperti.co.id, harga rumah susun nonsubsidi di Tanjung Barat, Jakarta Selatan mencapai Rp 700 juta. Kemudian harga rumah komersil di Kabupaten Bogor mulai dari Rp 500 jutaan. Lalu rumah nonsubsidi di Depok mulai dari Rp 400 jutaan.

Selanjutnya rumah di Kota Tangerang mulai dari Rp 500 jutaan. Sedangkan Tangerang Selatan mulai dari Rp 370 jutaan

Sumber : detik.com

×
Berita Terbaru Update