ONLINENASIONAL.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyoroti potensi minyak sawit sebagai solusi untuk menanggulangi krisis pangan dan energi yang tengah melanda dunia saat ini. Karena itu, dia mendorong negara produsen sawit untuk memanfaatkan momentum kenaikan permintaan minyak sawit dunia, serta mendorong promosi daya saing sawit.
"Minyak sawit memiliki peran strategis sebagai bagian dari solusi untuk mengatasi krisis pangan dan energi global saat ini. Untuk itu, upaya promosi dan realisasi komitmen keberlanjutan kelapa sawit perlu ditingkatkan, termasuk melalui dialog konstruktif dengan konsumen dan produsen minyak nabati lainnya, serta peningkatan kapasitas dan investasi petani skala kecil," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022)
Dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) ke-10 dengan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditi Malaysia, Y.M. Datuk Zuraida Kamaruddin di Nusa Dua Bali hari ini, Airlangga juga mengapresiasi upaya promosi Global Framework of Principles of Sustainable Palm Oil (GFP - SPO) yang dikembangkan oleh CPOPC dalam acara side event United Nations Economic and Social Council (ECOSOC) High Level Political Forum pada 10-15 Juli 2022 lalu.
Senada, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditi Malaysia, Zuraida Kamaruddin optimistis permintaan minyak sawit akan tetap kuat di tahun 2022. Hal ini karena melihat terbukanya sektor ekonomi dan perbatasan internasional, terutama di sektor pangan.
Dia pun menyarankan agar negara produsen minyak sawit dapat mendorong narasi yang lebih baik tentang minyak sawit di tingkat global.
"Saat inilah waktu yang tepat bagi negara-negara produsen sawit dengan bantuan negara mitra pengimpor sawit untuk menunjukkan manfaat dari minyak sawit itu sendiri," kata Zuraida.
Pada kesempatan ini, baik Indonesia dan Malaysia juga menegaskan komitmen bersama guna memastikan upaya advokasi CPOPC untuk minyak sawit secara berkelanjutan. Termasuk dengan memanfaatkan momentum Presidensi Indonesia pada G20 dalam rangka memperkuat kolaborasi negara produsen minyak sawit dan pemangku kepentingan terkait.
Dalam rangka mendukung implementasi kebijakan energi terbarukan, Indonesia dan Malaysia juga sepakat untuk mempertimbangkan terkait peningkatan mandat biofuel menjadi B35 untuk Indonesia dan B20 untuk Malaysia dalam peningkatan produksi dalam negeri.
Diketahui, PTM juga membahas potensi kontribusi minyak sawit bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani skala kecil. Di lain pihak, terdapat juga harapan bagi CPOPC untuk dapat mendukung upaya mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sektor kelapa sawit, termasuk dinamika pasar global, fluktuasi harga sawit, serta tuntutan pemenuhan standar berkelanjutan.
Agenda ini juga menyoroti dinamika dan tren peluang serta tantangan dalam pasar minyak nabati global, seperti disrupsi suplai minyak nabati global yang terpengaruh dengan adanya konflik di Ukraina dan proliferasi kebijakan proteksi komoditas pangan pangan.
Sebagai upaya peningkatan kerja sama CPOPC di masa mendatang, PTM juga telah membahas penyelenggaraan 'The G20 Sustainable Vegetable Oil Summit' yang rencananya bakal diadakan pada bulan November 2022. Diketahui pertemuan tersebut bertujuan untuk mensinergikan kerja sama dalam upaya mengatasi tantangan pada rantai pasok minyak nabati.
PTM juga mendukung langkah CPOPC membantu Honduras untuk mengatasi kerusakan perkebunan kelapa sawit akibat badai yang terjadi pada tahun 2020. Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif CPOPC menyampaikan laporan kegiatan CPOPC sejak PTM terakhir yang telah dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Disoroti pula mengenai proses ratifikasi Protokol Perubahan Piagam CPOPC guna memperkuat kerja sama CPOPC.
Kedua menteri pun menyampaikan dukungannya terhadap penunjukan pejabat Sekretariat CPOPC periode 1 Juni 2022 - 31 Mei 2025. Dalam hal ini, Dr. Rizal Affandi Lukman ditunjuk sebagai Direktur Eksekutif, Datuk Nageeb Wahab sebagai Deputi Direktur Eksekutif, Dr. Puah Chiew We sebagai Direktur Strategi dan Kebijakan, serta Dr. Witjaksana Darmosarkoro sebagai Direktur Keberlanjutan dan Petani Kecil. Disampaikan juga penghargaan kepada Tan Sri Datuk Dr. Yusof Basiron sebagai Direktur Eksekutif dan Mr. Dupito D. Simamora selaku Deputi Direktur Eksekutif CPOPC periode 1 Juni 2019 - 31 Mei 2022.
Sumber : detik.com