JAKARTA, ONLINENASIONAL.COM - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI rencanakan akan menggelar aksi unjukrasa di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (11/4/2022) depan.
Demonstrasi pada Senin ini digelar sebagai aksi lanjutan, di mana sebelumnya BEM SI telah mengultimatum Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar memenuhi enam tuntutan mereka dalam waktu 14 hari.
"Aksi ini adalah aksi lanjutan dari sebelumnya, yang pada sebelumnya kita mengultimatum bahwa 6 tuntutan kita harus sudah dijawab oleh Presiden Jokowi dalam waktu 14 hari," terang Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal.
Lebih lanjut, Luthfi menerangkan BEM SI rencananya akan memulai unjuk rasa mereka pada pukul 13.00 WIB hingga pihak Istana merespons aksi mereka.
Ia memperkirakan akan ada seribu mahasiswa yang mengikuti aksi unjuk rasa.
Seribu massa itu ditargetkan berasal dari 18 kampus, yakni UNJ, PNJ, IT-PLN, STIE SEBI, STIE Dharma Agung, STIS Al Wafa, IAI Tazkia, AKA Bogor, UNRI, Unand, Unram, PPNP, Undip, UNS, UNY, Unsoed, SSG, dan STIEPER.
Luthfi menerangkan, secara garis besar ada enam tuntutan yang akan disampaikan. Berikut enam tuntutan yang akan disampaikan BEM SI pada Jokowi, Senin mendatang:
1. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk bersikap tegas atau menolak dan memberikan pernyataan sikap terhadap penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode karena sangat jelas mengkhianati konstitusi negara;
2. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menunda dan mengkaji ulang Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN), termasuk pasal-pasal bermasalah dan dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi, politik, ekonomi, dan kebencanaan;
3. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menstabilkan harga dan menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran dan menyelesaikan permasalahan ketahanan pangan lainnya;
4. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait;
5. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menyelesaikan konflik agraria di Indonesia;
6. Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin berkomitmen penuh menuntaskan janji-janji kampanye pada sisa masa jabatan.
BEM SI Mengaku Dapat Ancaman
Koordinator BEM SI, Luthfi Yufrizal, mengaku pihaknya mendapat ancaman dari nomor tak dikenal menjelang aksi besar-besaran pada 11 April 2022. Aksi itu digelar untuk menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
"Ada, (ancaman) keselamatan dalam jalannya aksi kita nanti," kata Luthfi.
Luthfi mengatakan beberapa ponsel dan media sosial milik koordinasi aksi 11 April 2022 juga diretas. Hal ini diakui Luthfi membuat koordinasi antar-kampus menjadi terganggu.
"Komunikasi antar unit kampusnya jadi terkendala dan untuk di nasional pun sedikit terkendala," kata dia.
Mengenai alasan tidak memenuhi undangan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto yang mengajak mahasiswa bertemu pada Jumat kemarin, Luthfi mengatakan pihaknya tidak memilki alasan untuk hadir di pertemuan tersebut.
"Kita lebih memilih audiensi jalanan yang mana semua masa aksi bisa melihat dan menyaksikan," kata Luthfi.
Wiranto pada Jumat kemarin melakukan pertemuan dengan BEM Nusantara. Dia mengatakan tidak ada yang melarang mahasiswa demo. Ia hanya mempertanyakan tujuan dilakukan demo. Pasalnya, menurut dia, Presiden Jokowi sendiri telah menjawab soal isu perpanjangan masa jabatan presiden maupun penundaan Pemilu 2024.
Dalam rapat kabinet awal bulan ini, Jokowi memang meminta para bawahannya untuk menghentikan menggaungkan kedua wacana itu. Hal itu tak lepas dari minimnya dukungan di parlemen untuk Amandemen UUD 1945 dan derasnya penolakan dari masyarakat.
Wiranto juga mengingatkan kalau saat ini merupakan bulan suci Ramadan. Tentunya, kata dia, akan lebih arif untuk bisa menyikapi hal-hal yang memang bisa dibicarakan dengan baik. Itulah alasannya, kata Wiranto, dirinya dan sejumlah anggota Wantimpres memutuskan bertemu para mahasiswa.
Sebelumnya, BEM SI mengajak aliansi mahasiswa serta BEM semua universitas untuk bergabung dalam demo Senin 11 April 2022. Ajakan tersebut telah diinformasikan melalui instagram @bem_si. Tak hanya itu, beredar pula undangan kepada seluruh anak SMA dan STM untuk bergabung dalam aksi tersebut. Aksi ini merupakan aksi susulan setelah sebelumnya mereka juga menggelar demonstrasi pada 28 Maret lalu.
Antisipasi Penumpang Gelap Demo Jokowi, BEM SI Bentuk Tim Keamanan Screening Penyusup
BEM SI mengantisipasi pihak yang menunggangi aksi unjuk rasa yang mereka gelar di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (11/4) depan. Mereka mencegah pihak penyusup yang berpotensi memicu kerusuhan.
"Istilahnya harus hati-hati dengannya orang-orang yang menjadi cuma nebeng di aksi itu, cuman buat rusuh doang, harus di screening dengan teliti," kata Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal, Sabtu (9/4/2022).
Dia mengatakan, pencegahan mereka lakukan dengan membentuk tim keamanan yang bertugas melalukan screening.
"Dari kami nanti ada tim keamanannya, screening massa aksinya. Kalau ada kriteria atau ciri-ciri dari massa aksi kami, nanti kami bakal pertanyakan," ujar dia.
Di samping itu, kepada polisi mereka juga meminta untuk melakukan pengamanan dengan tertib, tanpa melakukan provokasi dan kekerasan.
"Kami aksinya juga enggak ada tujuan chaos atau anarkis atau rusuh dan lain-lain. Saling menghimbau saja dari polisi untuk tidak anarkis, dari polisi juga jangan merusak fasilitas umum," tuturnya.
BEM SI menyebut aksi unjuk rasa yang akan mereka gelar sudah mendapat pengawalan dari Polda Metro Jaya. Surat pemberitahuan telah mereka kirimkan pada Jumat (8/4) kemarin.
"Kemarin hari Jumat sudah masuk surat pemberitahuan aksi dan itu sudah diterima dengan baik juga. Jadi Insyaallah ya aman," kata Luthfi.***