UKRAINA, ONLINENASIONAL.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyatakan hanya bisa berakhir dengan dilakukannya dialog langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir dari TASS, Zelensky mengatakan siap untuk melakukan apapun demi mengakhiri perang ini. Hal ini termasuk bernegosiasi dan membuat kompromi dengan pemimpin Rusia.
“Kita dapat mengakhiri perang ini hanya dengan cara melalui pembicaraan langsung antara kedua Presiden,” ujar Zelensky dikutip dari TASS pada Kamis (10/3/2022).
Tetapi Zelensky menegaskan, tidak akan mengambil keputusan yang sekiranya mengkhianati rakyat Ukraina. Selain itu, Zelensky pun mengakui proses negosiasi akan cukup sulit dilakukan, karena tidak ada komunikasi yang terjalin di antara kedua Presiden sehingga belum dapat membahas secara detail poin-poin dari topik pembicaraan awal.
Sementara itu, dilansir dari The Guardian, pasukan Rusia masih melakukan pengeboman terhadap Rumah Sakit Anak dan Persalinan di Mariupol pada Rabu (8/3), terlepas dari gencatan senjata yang telah diumumkan untuk melakukan proses evakuasi warga sipil. Berlanjutnya penyerangan Rusia ini menyebabkan evakuasi penduduk Ukraina kembali berhenti di beberapa kota.
Pihak Ukraina kemudian menuduh tentara Rusia melakukan penyanderaan terhadap 400 ribu warga di Mariupol. Selama lebih dari sepekan mayoritas populasi dari kota Mariupol hidup tanpa listrik, air maupun sinyal telepon.
Zelensky dalam sebuah pesan di Telegram kemudian mempertanyakan langkah Rusia yang melakukan pengeboman terhadap Rumah Sakit Anak dan Persalinan. Zelensky mempertanyakan serangan tersebut karena fasilitas yang menjadi target menurutnya tak dapat mengancam Rusia. “Pengeboman udara rumah sakit anak-anak adalah bukti utama bahwa genosida Ukraina sedang terjadi,” ujar Zelensky.
Pemerintah setempat menyebutkan kerusakan yang dialami rumah sakit tersebut mencapai 600 tempat tidur untuk anak dan juga bangsal bersalin. Selain itu, setidaknya terdapat 17 warga yang terluka termasuk perempuan yang sedang melahirkan.
Zelensky sebelumnya juga sudah mengumumkan negaranya tidak lagi mendesak menjadi anggota NATO. Alasan Rusia menyerang Ukraina karena khawatir negara tetangga bergabung dengan kelompok pertahanan pro-Barat.
Zelensky juga mengatakan terbuka untuk "berkompromi" pada status dua wilayah pro-Rusia, yaitu Donetsk and Luhansk, yang telah mengklaim memisahkan diri dari Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kedua wilayah di sebelah timur Ukraina tersebut sebagai negara independen, sebelum melancarkan invasi pada 24 Februari.
"Saya telah menenangkan diri mengenai pertanyaan ini sejak lama, setelah kami memahami bahwa… NATO tidak siap untuk menerima Ukraina," kata Zelensky dalam sebuah wawancara yang disiarkan Senin malam di ABC News, seperti dikutip dari France24.
Menurut Zelensky, aliansi takut untuk menghadapi kontroversi, termasuk melakukan konfrontasi dengan Rusia.***