Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Jatuh Bangun, PT. SAR Ungkap Kejelian Mengelola Perusahaan Ditengah Pandemi

Sunday, 1 August 2021 | August 01, 2021 WIB Last Updated 2021-08-01T10:05:31Z
KARAWANG - Pandemi COVID-19 ternyata berdampak besar terhadap penyelenggaraan jasa konstruksi di Indonesia termasuk di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Para pemilik perusahaan pun harus melakukan sejumlah terobosan. Jika terlambat mengambil langkah, efeknya sangat berbahaya bagi keberlangsungan perusahaan.

Seperti diungkapkan Direktur PT Sarana Abadi Raya (SAR), Dr. (c) Dhiraj Kelly Sawlani. PT SAR merupakan salah satu perusahaan yang fokus mengembangkan proyek konstruksi di Indonesia.

Menurut Dhiraj Kelly, dampak yang paling nyata akibat pandemi bagi pengusaha konstruksi adalah banyaknya anggaran konstruksi yang direfocusing ke anggaran covid-19.

“Demikian halnya perusahaan swasta yang ingin melakukan ekspansi banyak yang menahan proyek konstruksinya sampai dengan pandemi berakhir. Mereka masih melakukan efisiensi untuk menjaga cash flow perusahaan di tengah pandemi,” ujar Dhiraj, saat ditemui di kantor PT Sarana Abadi Raya, Karawang Business Square Blok A No.1-2. Jl. Surotokunto No. 28 Karawang.

Meski begitu, kata Dhiraj, proyek strategis nasional dan proyek – proyek APBD saat ini masih berjalan sesuai dengan anggaran yang sudah ditentukan, dan tetap berjalan sesuai jadwal.

“Namun, seperti yang saya katakan sebelumnya, anggaran proyek pemerintah yang masih sesuai dengan perencanaan mayoritas bersumber dari APBD. Dan anggaran proyek swasta yang masih sesuai dengan jadwal mayoritas berasal dari proyek strategis nasional,” katanya.

Meski Covid-19 mengakibatkan sektor konstruksi menurun, namun Dhiraj meyakini kondisi ini akan berlalu. Karena itu, mereka tetap menggarap sejumlah proyek baik yang berasal dari pemerintah maupun swasta.

Lantas bagaimana perusahaan ini bisa terus bertahan di tengah pandemi covid-19 ?

Menurut Dhiraj, salah satu cara yang dilakukan oleh PT Sarana Abadi Raya agar tetap bertahan adalah dengan melakukan efisiensi tenaga kerja baik indirect labour maupun direct labour. Untuk indirect labour, pihaknya menempatkan seorang project manager di beberapa proyek sekaligus, demikian halnya surveyor, quantity survey, dan quality control.

“Sedangkan, untuk direct labour dapat kita berikan insentif apabila dapat mengerjakan pekerjaan sesuai schedule tanpa harus menggunakan terlalu banyak tenaga kerja. Hal ini dapat memotivasi tenaga kerja kita untuk bekerja secara lebih optimal. Dengan demikian, proyek dapat diselesaikan tepat waktu, dengan kualitas yang baik, harga yang kompetitif tanpa melibatkan tenaga kerja yang terlalu berlebihan,” ujarnya.

Sebagai pengusaha konstruksi, Dhiraj berharap kepada pemerintah agar anggaran terkait pembangunan dapat ditingkatkan kembali seperti sedia kala. Tujuannya, agar pengusaha konstruksi dapat bertahan di masa pandemi dan pasca pandemi.

“Kami berharap pemerintah bisa memberikan fasilitas bagi perusahaan swasta yang ingin melakukan ekspansi usaha agar memperoleh pendanaan dengan skema pinjaman lunak agar roda ekonomi dapat berputar seperti sedia kala dan kami pengusaha jasa konstruksi dapat memperoleh banyak peluang pekerjaan,” harapnya.

Untuk diketahui, PT Sarana Abadi Raya saat ini masih ikut terlibat mengerjakan beberapa proyek lokal dan proyek strategis nasional di Indonesia. Khusus di Karawang, saat ini PT SAR sedang mengerjakan proyek strategis nasional PLTGU Jawa 1 Cilamaya 1.760 MW. (Rin/Red)
×
Berita Terbaru Update