Notification

×

Iklan

Iklan

Tak Hanya Oksigen, RS Akui Kini Peti Jenazah Mulai Alami Krisis

Monday 5 July 2021 | July 05, 2021 WIB Last Updated 2021-07-05T13:33:00Z


Jakarta - PERHIMPUNAN Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) mengaku akhir-akhir ini rumah sakit mulai kesusahan mendapatkan peti jenazah untuk memakamkan pasien dengan protokol covid-19.

Sekretaris Jenderal Persi Lia Gardenia Partakusuma mengatakan kondisi itu terjadi seiring dengan melonjaknya jumlah warga yang meninggal akibat terpapar covid-19. Bahkan, data per Minggu (4/7) mencatat terjadi rekor kematian covid-19 dengan penambahan sebanyak 555 orang yang meninggal dalam sehari.

"Beban operasional kami meningkat, penambahan operasional khusus covid-19 tidak bisa dipungkiri. Peti jenazah sekarang sudah mulai kita harus mencari, yang biasanya mudah sekali," kata Lia dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube DPR RI, Senin (5/7/2021).

Dia mengungkapkan, untung saja masih ada beberapa rumah sakit yang mendapatkan stok peti jenazah dari hasil pembuatan secara mandiri. Dengan kondisi itu, Lia berharap agar pemerintah lekas turun tangan agar tidak menimbulkan kondisi kekacauan di tengah masyarakat.

"Mudah-mudahan akan bisa dibantu karena apabila tidak, ini akan menimbulkan keresahan juga," sebutnya.

Menurutnya, tidak hanya peti jenazah. Rumah sakit juga mulai mengeluhkan alat pelindung diri (APD), obat, bahan medis habis pakai (BMHP), oksigen, hingga biaya pengolahan limbah medis.

Lia pun mengeluhkan, sementara sejauh ini proses klaim pembayaran rumah sakit oleh pemerintah pusat masih tergolong susah. Persi, lanjutnya, meminta agar pemerintah mempermudah proses klaim pembayaran RS, sebab selama ini rantai untuk penagihan klaim itu tidak mudah dikarenakan tidak semua RS memiliki kemampuan IT yang baik, sehingga membuat proses klaim jadi lama.

Dia pun tak menampik di sejumlah daerah ditemukan kondisi krisis oksigen untuk pasien. Dengan temuan itu, Lia meminta agar distribusinya dapat dilakukan dengan baik dan tepat waktu.

"Bayangkan yang biasanya seminggu dua kali dikirim oksigen liquid pada satu hari. Pagi sudah diisi, sore sudah minta diisi lagi. Nah, yang seperti itu kita juga tidak bisa hindarkan," pungkasnya.  ***

×
Berita Terbaru Update