Jakarta - Pemerintah mengimpor 40 ribu ton oksigen liquid untuk menangani pasien Covid-19. Puluhan ribu oksigen itu diimpor untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen.
"Kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu. Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di Amerika Serikat, di Inggris, di mana trennya meningkat tajam. Kita lebih baik berjaga-jaga sehingga kita tidak kaget," ujar Kooridantor Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers secara virtual, Senin (12/7/2021).
Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui impor oksigen konsentrator sebanyak 50.000 tabung. Saat ini, pemerintah telah memiliki kurang lebih 10.000 tabung.
Apabila pandemi Covid-19 mereda, kata Luhut, oksigen konsentrator akan disalurkan ke sejumlah rumah sakit.
"Itu akan kita pinjamkan ke rumah-rumah dan kalau sudah selesai dipakai bisa diambil, itu bisa 5 liter jadi bisa dipakai selama 5 hari," kata dia.
Sebelumnya, Luhut meminta pasokan oksigen seluruhnya dikonversi untuk memenuhi kebutuhan medis. Hal ini penting guna mendukung upaya pemerintah dalam menangani kasus covid-19 yang tengah meledak di Tanah Air.
Ketersediaan oksigen menjadi masalah yang harus segera ditangani di tengah melonjaknya kenaikan kasus Covid-19. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan kenaikan permintaan oksigen menjadi lima kali lipat.
"Sekarang kita butuh data yang detail. Kita bikin konversi oksigen industri semua penuh ke oksigen farmasi. Kekurangan kita ini bisa nanti terpenuhi, jika oksigen industri itu semua kita fokus ke oksigen farmasi," kata Luhut, Senin (5/7/2021).***